MAKALAH BUDIDAYA IKAN KAKAP LENGKAP



KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul BUDIDAYA IKAN KAKAP MERAH. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kewirausahaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Surabaya, 05 September 2015


Penyusun        



i
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

  Indonesia memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar untuk usaha budidaya ikan, namun usaha budidaya ikan kakap belum banyak berkembang, sedangkan di beberapa negara seperti: Malaysia, Thailand dan Singapura, usaha budidaya ikan kakap dalam jaring apung (floating net cage) di laut telah berkembang. Ikan Kakap Merah atau lebih dikenal dengan nama seabass/Baramundi merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis, baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri maupun ekspor.
Produksi ikan kakap di Indonesia sebagian besar masih dihasilkan dari penangkapan di laut, dan hanya beberapa saja diantarannya yang telah di hasilkan dari usaha- pemeliharaan (budidaya). Salah satu faktor selama ini yang menghambat perkembangan usaha budidaya ikan kakap di Indonesia adalah masih sulitnya pengadaan benih secara kontinyu dalam jumlah yang cukup. Untuk mengatasi masalah benih, Balai Budidaya Laut Lampung bekerja sama dengan FAO/UNDP melalui Seafarming Development Project INS/81/008 dalam upaya untuk memproduksi benih kakap merah
2
secara massal. Pada bulan April 1987 kakap merah telah berhasil dipijahkan ddengan rangsangan hormon, namun demikian belum diikuti dengan keberhasilan dalam pemeliharaan larva. Baru pada awal 1989 kakap merah dengan sukses telah dapat dipelihara larvanya secara massal di hatchery Balai Budidaya Lampung. Dalam upaya pengembangan budidaya ikan kakap merah di indonesia, telah dikeluarkan Paket Teknologi Budidaya Kakap Merah di Karamba Jaring Apung melalui rekomendasi Ditjen Perikanan No. IK. 330/D2. 10876/93K, yang dilanjutkan dengan Pembuatan Petunjuk Teknis Paket Teknologi.
1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa saja jenis-jenis ikan kakap merah?
2.      Bagaimana cara membudidayakan ikan kakap merah?












3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1  Definisi ikan kakap merah

Seperti ikan kerapu, ikan kakap di alam juga tergolong karnivora. Di pasaran internasional, golongan kakap merah dikenal dengan nama snappers. Golongan kakap ini biasanya merupakan ikan demersal yang dapat hidup pada daerah perairan dangkal sampai laut dalam. Ada dua jenis kakap merah budi daya yang telah berhasil dibenihkan yaitu kakap tambak (‘mangrove snapper, Lutjanus argentimaadatus) dan kakap jenaha (golden snapper, Lutjanus johni). Kedua jenis kakap ini mempunyai bentuk memanjang, agak pipih, badan tinggi, dan mempunyai gigi taring. Sepintas badannya berwarnamerah sehingga disebut kakap merah, tetapi bila diteliti secara cermat masing-masing spesies mempunyai ciri sebagai berikut.




4
1.      IKAN KAKAP TAMBAK
 Kakap tambak (Lutjanus argentiniaculatus) :
Di Indonesia, beberapa tempat menyebut Lutjanus argentimaculatus sebagai kakap tambak, tetapi beberapa daerah lainnya menyebutnya jenahan, jambian, atau samassi. Ikan ini dapat hidup di perairan yang mempunyai kedalaman mencapai 100 m. Badannya berwarna cokelat tua kemerahan dengan bagian bawah keperakan. Pada ikan yang muda (panjangnya kurang dari 13 cm) terdapat 8—11 garis-garis berwarna keperakan yang melintang dan garis cokelat berkelok di bawah mata. Garis-garis ini akan hilang bila ikan semakin tua.
Sirip punggung berwarna cokelat kemerahan dan bila diamati sisik-sisiknya, tampak pada setiap sisik badan itu terdapat bintik gelap. Sisik-sisik ini berderet membujur di atas garis rusuk (lateral line) dan sejajar sampai bagian depan dan akan condong naik di bagian belakang di bawah sirip punggung paling belakang. Bagian ujung
5
sirip dubur dan perut berwarna violet. Ekor agak bercabang cokelat kemerahan dengan sebuah pita putih di bagian pinggir.
2.      IKAN KAKAP JENAHA

Kakap jenaha (Lutjanus johni) :
Ikan ini dapat hidup pada daerah hutan bakau sampai laut dengan kedalaman 60 m. Bentuk dan warna hampir sama dengan kakap tambak, sirip-sirip di atas garis rusuk berderet sejajar dengan garis rusuk, sedangkan sirip-sirip di bawah garis rusuk sejajar dengan poros badan. Setiap sisi pada badannya terdapat bintik cokelat sehingga bintik-bintik ini merupakan garis-garis membujur. Di antara garis rusuk dan sirip punggung keras terdapat noda (spot) oval berwarnahitam yang terlihat jelas pada ikan yang berumur muda. Pada ikan yang muda akan tampak 5 – 6 pita berwarna kecokelatan di badannya. Sirip punggung dan dubur serta ekor berwarna kekuningan, sedangkan sirip dada dan perut berwarna kemerahan.
6
Pembudidayaan ikan kakap merah
Beberapa sifat kakap merah yang menguntungkan usaha budidaya adalah pertumbuhan relatif cepat, toleran terhadap kekeruhan, ruang terbatas dan salinitas, serta tanggap terhadap pakan buatan. Selain itu, budi daya ikan ini relatif mudah, tahan terhadap penyakit, dapat dipelihara dalam kepadatan yang tinggi, dan sifat kanibalismenya rendah.
Pertumbuhan dan perkembangan
Laju pertumbuhan ikan kakap merah yang dipelihara dalam karamba jaring apung mencapai 0,56% per hari. Data tersebut menunjukkan baliwa ikan kakap merah tergolong ikan yang cepat pertumbuhannya. Kakap merah termasuk jenis ikan hermaphrodit protandi, yaitu berstatus jantan pada awal kehidupannya, lalu berubah menjadi betina. Ikan kakap, merah yang berukuran antara 45,0 – 55,0 cm didominasi oleh ikan jantan, sedangkan yang berukuran 56,0-62,5 cm didominasi ikan betina.
Perubahan dari jantan ke betina terjadi setelah ikan berumur 6-8 tahun. Pada saat itu, induk jantan telah berukuran bobot 3,5 kg dengan panjang total 53-6o CM.
Ikan betinanya akan siap memijah setelah berukuran sekitar 6 kg. Bobot induk betina L. argentimaculatus yang telah matang gonad antara 2,9-5,5 kg, sedangkan jantan antara 3,6-4,6 kg. L. Sebae
7
 memijah sepanjang tahun, sedangkan L. argentimaculatus memijah selama 6 bulan, yaitu dari bulan Desember—Juni. Pemijahan dapat dilaksanakan di dalam tangki maupun KJA. Seekor ikan betina yang bobotnya antara 3-4,5 kg dapat menghasilkan telur sebanyak 1,2 juta butir. Khusus L. sebae, pemijahannya tidak tergantung pada sildus peredaran bulan. Ikan jenis ini memijah pada bulan gelap maupun bulan purnama. Namun, keragaan pemijahan yang lebih baik terjadi pada bulan gelap dibanding bulan terang. Pemijahan berlangsung dalam tangki pada kedalaman air 70-16o meter.
Pemilihan lokasi budidaya
Ikan kakap merah tergolong ikan eurihalin. Kakap merah yang masih muda dan dewasa hidup di daerah mangrove dan muara sungai yang kadar garamnya mendekati air tawar. Sifat ini menciptakan peluang untuk membudidayakannya, baik di tambak maupun dalam KJA di laut. Lokasi penempatan KJA atau karamba tancap harus terlindung dari pengaruh gelombang besar dan angin kencang, seperti perairan teluk yang terlindung, selat kecil, muara sungai ataupun sungai yang airnya bersifat payau. Kakap merah bisa hidup di perairan laut maupun perairan payau dengan kadar garam berkisar 10-35 ppt, dan suhu air 26-310 C.

8
Beberapa persyaratan teknis yang harus di penuhi untuk lokasi budidaya ikan kakap merah di laut adalah:
1.      Perairan pantai/ laut yang terlindung dari angin dan gelombang
2.      Kedalaman air yang baik untuk pertumbuhan ikan kakap putih berkisar antara 5 ~ 7 meter.
3.      Pergerakan air yang cukup baik dengan kecepatan arus 20-40 cm/detik.
4.      Kadar garam 27 ~ 32 ppt, suhu air 28 ~ 30 0 C dan oksigen terlarut 7 ~ 8 ppm
5.      Benih mudah diperoleh.
6.      Bebas dari pencemaran dan mudah dijangkau.
7.      Tenaga kerja cukup tersedia dan terampil.
– Wadah Budi Daya
Ikan kakap merah dapat dibudidayakan dalam KJA maupun karamba tancap di perairan pantai, sekitar muara sungai. Ikan ini dapat dibudidayakan dalam KJA berukuran 2 m X 2 m X 2 m, maupun ukuran yang lebih besar 3 m x 3 m X 2 m, disesuaikan dengan target produksi yang ingin dicapai.
1.      Sarana dan Alat
Pemeliharaan ikan kakap di laut umumnya dilakukan dalam keramba jaring apung (floating net cage) dengan metode
9
operasional secara mono kultur. Secara garis besar keramba jaring apung terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1.      Jaring
Jaring terbuat dari bahan:
·         Bahan: Jaring PE 210 D/18 dengan ukuran lebar mata 1 ~ 1,25”, guna untuk menjaga jangan sampai ada ikan peliharaan yang lolos keluar.
·         Ukuran: 3 m x 3 m x 3 m
·         1 Unit Pembesaran: 6 jaring (4 terpasang dan 2 jaring cadangan)
2.      Kerangka/Rakit: Kerangkan berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan.
·         Bahan: Bambu atau kayu
·         Ukuran: 8 m x 8 m
3.      Pelampung: Pelampung berpungsi untuk mengapungkan seluruh sarana budidaya atau barang lain yang diperlukan untuk kepentingan pengelolaan
·         Jenis: Drum (Volume 120 liter)
·         Jumlah: 9 buah.
4.      Jangkar: Agar seluruh sarana budidaya tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh angin, gelombang digunakan jangkar.
·         Jenis yang dipakai: Besi atau beton (40 kg).
10
·         Jumlah : 4 buah
·         Panjang tali : Minimal 1,5 kali ke dalam air
5.      Ukuran benih yang akan Dipelihara: 50-75 gram/ekor
6.      Pakan yang digunakan: ikan rucah
7.      Perahu : Jukung
8.      Peralatan lain : ember,serok ikan, keranjang, gunting dll.

1.      Konstruksi wadah pemeliharaan
Perakitan karamba jaring bisa dilakukan di darat dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan kerangka rakit sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Kerangka ditempatkan di lokasi budidaya yang telah direntukan dan agar tetap pada tempatnya (tidak terbawa arus) diberi jangkar sebanyak 4 buah. Jaring apung apa yang telah dibuat berbentuk bujur sangkar pada kerangka rakit dengan cara mengikat keempat sudut kerangka.
1.      Pengelolaan Budi Daya
– Penyediaan benih
Benih kakap merah bisa diperoleh dari hatchery yang menyediakan benih kakap ini, atau bisa diperoleh dengan cara penangkapan dari alam. Benih dari alam biasanya ketersediaannya terbatas, ukurannya tidak seragam dan hanya tersedia pada musim tertentu. Adapun pengangkutannya dengan sistem tertutup.
12
·         Penebaran benih
Penebaran benih dilakukan sebaiknya walau pagi atau sore hari karena suhu udara atau air lebih dingin. Sebelum penebaran, harusdiperhatikan kondisi kualitas air, terutama suhu dan salinitas. Jika suhu dan salinitas air pengangkutan cukup berbeda dengan air dilokasi budi daya, perlu dilakukan adaptasi. Padat penebaran benih kakap merah seberat 50 g adalah 100 ekor/m3. Adapun padat penebaran ikan yang berukuran lebih besar (200 g), yaitu 11-12 ekor/m2.
– Pembesaran
Pemeliharaan ikan jenaha (L. johni) selama 6 bulan akan mencapai bobot 356 g dengan bobot awal 125 g.4. Pemberian pakan yang digunakan adalah ikan rucah sebesar 5-10% bobot badan/hari. Pemberian pakan dilakukan dua kali/hari. Adapun L. argentimaculatus yang diberi pakan rucah sebanyak 10% bobot badan/hari selama masa pemeliharaan 7 minggu menunjukkan laju pertumbuhan rata-rata o,8% per hari. Frekuensi pemberian pakannya satu kali sebesar 7% bobot badan per hari.
-Metode Pemeliharaan
Benih ikan yang sudah mencapai ukuran 50-70 gram/ekor dari hasil pendederan atau hatchery, selanjutnya dipelikara dalam kurungan
13
yang telah disiapkan. Penebaran benih ke dalam karamba/jaring apung dilakukan pada kegiatan sore hari dengan adaptasi terlebih dahulu. Padat penebaran yang ditetapkan adalah 50 ekor/m 3 volume air. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan  sore hari dengan takaran pakan 8-10% botol total badan perhari. Jenis pakan yang diberikan adalah ikan rucah (trash fish). Konversi pakan yang digunakan adlah 6:1 dalam arti untuk menghasilkan 1 kg daging diperlukan pakan 6 kg. Selama periode pemeliharan yaitu 5-6 bulan, dilakkan pembersihan kotoran yang menempel pada jaring, yang disebabkan oleh teritif, algae, kerang-kerangan dll. Penempelan organisme sangat menggangu pertukaran air dan menyebabkan kurungan bertambah berat. Pembersihan kotoran dilakukan secara periodik paing sedikit 1 bulan sekali dilakukan secara berkala atau bisa juga tergantung kepada banyak sedikitnya organisme yang menempel. Penempelan oleh algae dapat ditanggulangi dengan memasukkan beberapa ekor ikan herbivora (Siganus sp.) ke dalam kurungan agar dapat memakan algae tersebut. Pembersihan kurungan dapat dilakukan dengan cara menyikat atau menyemprot dengan air bertekanan tinggi. Selain pengelolaan terhadap sarana /jaring, pengelolaan terhadap ikan peliharaan juga termasuk kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan. Setiap hari dilakukan pengontrolan terhadap ikan peliharaan secara berkala, guna untuk menghindari sifat kanibalisme atau kerusakan fisik pada ikan. Disamping itu juga
14
untuk menghindari terjadinya pertumbuhan yang tidak seragam karena adanya persaingan dalam mendapatkan makanan. Penggolongan ukuran (grading) harus dilakukan bila dari hasil pengontrolan terlihat ukuran ikan yang tidak seragam. Dalam melakukan pengontrolan, perlu dihindari jangan sampai terjadi stress.
-Pengendalian Hama dan Penyakit
Bakteri yang menyerang ikan kakap merah adalah Streptococcus iniae. Gejala ikan yang terserang penyakit ini, di antaranya warna ikan berubah menjadi lebih gelap, kehilangan keseimbangan, berenang berputar dan timbul bintik – bintik merah pada kulit.
Pencegahan yang dilakukan dengan cara menghindari padat tebarserta pemberian pakan berlebihan dan mencegah penanganan kasar. Selain bakteri, ikan ini dapat diserang parasit, yaitu kutu kulit. Kutu kulit adalah parasit eksternal yang umum pada ikan budi daya laut. Ada dua kutu kulit yang ditemukan pada ikan kakap merah, yaitu Neobenedenia dan Benedenia. Kutu kulit pada ikan sangat sulit diamati karena benvarna transparan. Apabila dimasukkan ke dalam air tawar untuk beberapa menit, kutu kulit baru terlihat karena berubah warna menjadi keputihan. Pemberantasan parasit ini dengan cara merendam ikan di air tawar selama 5 menit. Jika tingkat serangannya parah, perendaman dapat dilakukan sebanyak dua kali dengan selang waktu seminggu.
15
-Panen
Ikan kakap merah dipanen setelah berukuran 500 g. Ukuran tersebut ideal untuk dipasarkan. Adapun lama pemeliharaan untuk
mencapai ukuran tersebut adalah 6 bulan benih 50 g. Sementara itu, benih berbobot 200 g akan mencapai rata-rata 890 g/ekor selama 225 hari. Pada prinsipnya cara pemanenan ikan kakap merah dari KJA sama seperti cara panen ikan di KJA umumnya.



  
16
Cash Flow
ANALISA USAHA 1 TAHUN (2 PERIODE BUDIDAYA)
1.      Biaya Investasi
·         Karamba jaring apung 1 unit Rp. 2.500.000,-
·         Perahu jukung 1 unit Rp. 150.000,-
·         Peralatan budidaya Rp. 300.000,-
·         Jumlah Rp. 2.950.000,-
2.      Biaya Operasional
·         Benih 2 x 5.000 ekor x Rp 200,- Rp. 2.000.000,-
·         Pakan 2 x 13.500 kg x Rp 250,- Rp. 6.750.000,-
·         Tenaga kerja 2 orang x 1 x 6 buah x Rp. 75.000,- Rp. 900.000,
·         Jumlah Rp. 9.650.000,-
3.      Jumlah biaya (1+2) Rp. 2.950.000 + Rp 9.650.000,- Rp. 12.600.000,-
4.      Pendapatan 2 x 2.250 kg x Rp 4.000,- Rp. 18.000.000,-
5.      Selisih pendapatan dan biaya total(4-3) Rp. 5.400.000,-
6.      Penyusutan 50% x Rp 2.950.000,- Rp. 1.475.000,-
7.      Laba sebelum pajak (5-6)





17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan :
-          Ikan kakap merah memiliki 2 jenis yakni, kakap tambak dan kakap jenaha
-          Budidaya ikan kakap memiliki banyak manfaat

Saran :
1.      Dalam usaha budidaya ikan kakap jenis apapun, diperlukan keseriusan agar memperoleh keuntungan atau hasil yang maksimal.
2.      Memilih bibit ikan yang berkualitas baik, agar hasil yang kita dapatkan baik pula.
3.      Memperhatikan keadaan kolam, tambak atau keramba jaring apung jangan sampai ada kebocoran karena kolam yang bocor dapat menyebabkan kerugian.






18
DAFTAR PUSTAKA
https://pututrisna.wordpress.com/2014/08/06/budidaya-ikan-kakap/



DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………….ii
Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………….1
1.1  Latar Belakang…………………………………………….1
1.2  Rumusan Masalah…………………………………………2
Bab 2 Tinjuan Pustaka....................……………………………………3
Bab 3 Kesimpulan dan Saran………………………………………….17
Daftar Pustaka………………………………………………………….18



Komentar

  1. JANGAN LEWATKAN PROMO MENARIK DARI KAMI

    HUBUNGI KONTAK Kami
    BBM : D8E23B5C
    WHAT APPS : +85581569708
    LINE : togelpelangi
    WE CHAT : togelpelangi
    LIVE CHAT 24 JAM : WWW-ANGKAPELANGI-NET

    Ayo coba keberuntungan anda
    jutaan rupiah menunggu anda

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH BUDIDAYA KUNIR PUTIH

CEWEK B AJA BY KEMAL PALEVI